Jumat, 22 Januari 2010

Membingkai Kriteria Pemimpin Kota Solok Lima Tahun Kedepan

. Jumat, 22 Januari 2010

Ketika berbicara tentang kepemimpinan, pada umumnya orang secara serta merta langsung berfikir tentang menjadi yang terdepan, yang dimuka, yang memiliki kedudukan paling tinggi, yang menduduki jabatan paling penting, yang mendapatkan nilai paling banyak, yang mendapatkan dukungan suara terbanyak, yang menduduki rangking pertama dalam persaingan dan berbagai anggapan yang sejenis dengan hal-hal itu. Mulai pada tahun 2010 ini kita akan memasuki tahun untuk mencari pemimpin yang akan menjadi kepala daerah, itupun bagi daerah yang sudah tiba waktunya untuk melakukan pemilihan kepala daerah.

Kota Solok salah satu kota yang ada di Indonesia kembali akan menjalani prosesi pilkada langsung untuk kedua kalinya dalam sejarah pemilihan kepada daerah. Beberapa nama sengaja dimunculkan kepermukaan melalui spanduk, pertemuan silaturahmi atau dalam bentuk lain. Semua ini dilakukan oleh para balon walikota ataupun balon wakil walikota adalah untuk mensosialisasikan atau mempromosikan diri untuk siap menjadi Pemimpin di Kota Solok. Partai politik pun sudah membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin maju sebagai calon walikota/wakil walikota dan ada pula partai politik yang hanya membuka pendaftaran untuk calon wakil walikota serta ada juga yang berkeinginan untuk maju sebagai kandidat walikota/wakil walikota melalui jalur independen. Meski pencalonan via jalur independen telah terbuka katupnya, akan tetapi dalam banyak hal tidak mudah untuk melewati jalur yang telah diamanahkan oleh UU. Semua ini jelas membutuhkan modal ( cost politics ) yang amat besar. Maka, realitas obyektif inilah yang acapkali membuat para kandidat menghalalkan segala cara demi suksesi kekuasaan.

Pilkada adalah prosesi untuk menemukan kepemimpinan yang bermartabat, sekaligus mampu menjadi Pengabdi dan Pelayan bagi Masyarakat dalam mencarikan solusi terhadap berbagai persoalan sosial yang ada. Dimana perubahan ke arah yang lebih baik menjadi kata kuncinya. Lantas kepemimpinan yang bagaimana yang hendak ditelisik untuk muncul dari pilkada kota solok 2010 kelak?

Banyak masalah yang dihadapi Kota Solok pada usianya yang ke 39. Sebagai sebuah kota yang menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kota Solok tidak akan pernah bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Masalah yang berkaitan dengan hajat hidup masyarakat tidak bisa hanya diselesaikan di tingkat kota. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada yang bisa dilakukan, bahkan banyak yang bisa diperbuat untuk membantu kesulitan masyarakat. Segudang persoalan yang harus dituntaskan oleh para pengambil kebijakan yang akan dipilih secara langsung oleh rakyat lewat mekanisme demokratis bernama pilkada pada 2010 ini.

Calon walikota dan wakil walikota yang tegas dan berani saja tidaklah cukup untuk menyelesaikan problematika sosial di yang ada. Maka, dibutuhkan duet kepemimpinan yang menggunakan kharisma mereka untuk melakukan transformasi dan merevitalisasi organisasinya. Untuk itu kita perlu membingkai kriteria pemimpina kota solok untuk lima tahun kedepan seperti apa yang kita inginkan. Kiritera Pertama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin untuk memimpin kota solok adalah mereka memiliki kharisma yang dapat menghadirkan sebuah visi yang kuat dan memiliki kepekaan terhadap misi institusi (jabatannya). Ini berarti duet calon walikota/wakil walikota harus “peka” bahwa mereka itu adalah pengabdi dan pelayan masyarakat.
Kedua, mereka senantiasa menghadirkan stimulasi intelektual. Artinya, duet calon walikota/wakil walikota selalu membantu masyarakatnya untuk mengenali ragam persoalan serta cara-cara untuk memecahkannya. Duet calon walikota/wakil walikota seperti ini adalah pemimpin yang lebih banyak mendengar ketimbang memberikan instruksi. Kriteria ketiga, Etos dan etika entrepreneur harus digenggam, hal ini penting karena jika APBD minim dibanding kebutuhan akan mendorongnya mencari sumber dana alternatif. Satu hal kecil tapi hasilnya bisa mencengangkan. Keempat, mereka berupaya meningkatkan kapasitas para pengikutnya agar bisa mandiri, tidak selamanya tergantung pada sang pemimpin. Kriteria ini mengandaikan bahwa pasangan calon walikota/wakil walikota bukanlah pasangan yang haus akan (periodeisasi) kekuasaan. Sebab mereka yakin bahwa generasi setelah mereka memiliki kapasitas untuk merekonstruksi kekhilafan yang pernah mereka perbuat. Kriteria kelima, sang calon tak usah muluk-muluk dengan program beras miskin, kesehatan dan pendidikan gratis. Itu sama saja dengan memberi ikan dan bukan pancing. Sangat memanjakan penduduk dan tak mendidik. Kecuali, dalam keadaan darurat misalnya terjadi bencana dan sejenisnya. Sang calon harus mempunyai program kerja yang mendongkrak pendapatan rakyat sehingga mereka berdaulat secara sosial dan ekonomi. Bukan membiarkan atau memelihara kemiskinan sehingga tetap miskin dan butuh pertolongan.
Saya kira inilah kriteria yang keenam, yakni calon yang track record-nya bersih dari korupsi. Sebab, jika "maling menjadi walikota", alangkah repot mengawasinya. Sama saja jika seorang maling justru menghuni sebuah rumah atau bekerja di sebuah kantor.
Maka dari itu, pilkada kota Solok 2010 nanti amanah rakyat haruslah diserahkan kepada mereka yang memiliki kompetensi, loyalitas, akseptabel, memiliki daya juang, keteladanan dan segala sifat baik dan pantas untuk diberikan amanah. Sebab mengelola pemerintahan memang dibutuhkan sosok yang cerdas, komunikatif, terpercaya, jujur dan professional. Semuanya itu dapat tergapai manakala para konstituen (pemilih) sadar terhadap pilihan-pilihan politik serta ekses politiknya manakala ia memilih pasangan calon walikota/wakil walikota Solok periode 2010-2015

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 
Powered By Blogger
Free Web Site Counter
PASANG IKLAN DISINI. Silahkan Hubungi Kami 0813 74 991124
INDAHNYA KEBERSAMAAN

TERIMA KASIH atas kunjungan anda, Semoga Blog ini dapat menjadi media Penyerap, Penampung, Penyalur dan Memperjuangkan Aspirasi, sehingga kita semua dapat Mewujudkan Tatanan Kehidupan Masyarakat Yang Kritis Dan Dinamis Dalam Menggerakan Dinamika Pembangunan Yang Berlandaskan Pada Prinsip-Prinsip Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih Di Bawah Ridho Allah SWT.
by : HERDIYULIS Anggota DPRD Kota Solok Periode 2009-2014 © 2009 Copyright